Jumat, 11 November 2016

3 Masalah yang Bakal Dihadapi Apple Setelah Trump Jadi Presiden AS


Juragan Sabung Ayam - Donald Trump yang memenangkan hasil Pemilu Presiden AS hari Selasa (8/11/2016) kemarin sangat mengejutkan berbagai pihak, terutama bagian industri teknologi di Silicon Valley yang memandang sebelah mata Donald Trump.

Apple sebagai industri teknologi AS yang temasuk sukses di bidangnya seringkali disinggung oleh Trump saat kampanye untuk pemilunya. Singgungan tersebut berupa jika Trump terpilih sebagai Presiden AS maka, Trump berencana untuk memindahkan pabrik tempat memproduksi iPhone tersebut ke dalam negeri dan juga Trump mehimbau Apple mengurangi faktor keamanan dari semua produk Applenya tersebut.

Dengan terwujudnya kemenangan Trump menjadi Presiden AS maka Apple pun mulai memprediksi bahwa akan adanya pengaruh untuk industri teknologi AS. Berikut 3 prediksi yang akan dihadapi Apple setelah Trump menjadi Presiden AS:

1. Repatriasi pajak
Bukan suatu rahasia lagi bahwa industri teknologi AS menyimpan uang di negeri lain demi menghindari pajak sebesar 35%. Apple adalah pemilik dana tersebar yang menyimpan uang di negeri lain, dana tersebut mencapai $200 miliar AS baik dalam bentuk uang kas maupun surat berharga.

 Trump pernah membahas rencananya dalam mengurangi pajak korporasi tersebut dari 35% menjadi 10%. Jika rencana tersebut benar terwujud, maka suatu berita positif bagi apple dan industri teknologi lainnya. namun jika sebaliknya maka para industri teknologi AS akan semakin harap cemas.

2. Pindah pabrik iPhone
Apple menjalin hubungan kerja sama dengan industri manufaktur Foxconn di China untuk produksi aneka gadget dan komputer buatannya. Hal tersebut dinilai buruk oleh Trump karena kegiatan tersebut tidak menguntungkan rakyat Amerika.

Namun, janji Trump yang satu ini sulit terwujud karena biaya produksi lebih mahal jika berada di AS dan akan menambah harga biaya $50 per Iphone sehingga kurang efektif di pasaran. Ditambah juga faktor tenaga kerja China lebih terampil daripada tenaga kerja AS.

Trump pun tetap kepada pendirian utamanya, sehingga Trump akan memaksa Apple dengan cara mengenakan harga tinggi untuk pajak barang import dari China sebesar 45%.

3. Melonggarkan sekuriti

Februari lalu, Apple sempat berseteru dengan biro penyelidikan federal AS, FBI, lantaran perusahaan berlambang buah apel tergigit itu menolak membuka kunci iPhone yang dimilki teroris dengan alasan melindungi privasi.
Trump ikut nimbrung dalam debat yang memanas hingga melibatkan para pelaku lain di industri teknologi ini. Trump mengajak konsumen Amerika agar memboikot Apple sampai mau membuka kunci enkripsi iPhone dimaksud. Masalah mengenai iPhone teroris telah selesai saat pengadilan membatalkan perintah agar Apple membobol iPhone. FBI kemudian meminta bantuan pihak ketiga dan akhirnya berhasil membuka kunci iPhone yang bersangkutan.

Isu sekuriti perangkat yang menyulitkan penegak hukum ini rawan muncul kembali ke permukaan apabila terjadi kasus serupa di massa depan. Entah apa yang akan dilakukan Trump saat itu terjadi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar